Kepala Bidang Sarana dan Prasarana dan Perlindungan Tanaman DKPP Bojonegoro, Yuni Arba'atun, menjelaskan bahwa hingga akhir September, penyerapan pupuk memang belum mencapai angka maksimal. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini bukan disebabkan oleh adanya hambatan dalam distribusi atau karena kekurangan stok. Menurutnya, sebagian besar wilayah Bojonegoro saat ini belum memasuki masa tanam ketiga (MT3), yang menjadi penyebab utama belum optimalnya penyerapan pupuk.
"Kami ingin memastikan kepada seluruh petani di Bojonegoro bahwa stok pupuk subsidi tersedia dan siap disalurkan. Keterlambatan penyerapan lebih disebabkan oleh faktor alam dan jadwal tanam yang berbeda-beda di setiap wilayah," ujar Yuni Arba'atun.
DKPP Bojonegoro juga mengimbau kepada para petani untuk terus berkoordinasi dengan petugas penyuluh pertanian (PPL) di wilayah masing-masing, agar mendapatkan informasi yang akurat mengenai jadwal distribusi pupuk dan penggunaan pupuk yang efektif. Selain itu, DKPP juga membuka saluran komunikasi bagi petani yang mengalami kendala terkait pupuk, agar dapat segera diatasi.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berkomitmen untuk terus mendukung sektor pertanian sebagai salah satu pilar utama perekonomian daerah. Ketersediaan pupuk yang memadai merupakan salah satu bentuk dukungan konkret yang diberikan kepada petani, demi menjaga produktivitas dan kesejahteraan mereka.(Red)
0 Komentar