Chibernews.Com. KEPOHBARU-BOJONEGORO, – Regenerasi petani muda menjadi fokus utama dalam upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian. Kesadaran ini turut dirasakan oleh para petani di Dusun Bakalan,Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro.Jum'at (14/11/2025).
Masa depan ketahanan pangan Indonesia kini berada di tangan generasi muda, mengingat sektor pertanian didominasi oleh petani usia lanjut dengan jumlah petani muda yang relatif kecil.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hanya sekitar 21,93% petani di Indonesia berusia muda (19-39 tahun), atau sekitar 6,18 juta orang. Angka ini mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada kelompok usia 25-34 tahun. Kondisi ini menggarisbawahi perlunya tindakan serius dalam regenerasi petani muda dan peningkatan kapasitas SDM mereka.
Kementerian Pertanian telah menggagas berbagai program, seperti Program Petani Milenial, untuk menarik minat generasi muda. Program ini memberikan kesempatan untuk mengelola pertanian berbasis teknologi modern dan wirausaha agribisnis.
Petani milenial yang mengikuti program ini berpotensi memperoleh penghasilan hingga 15–20 juta rupiah per bulan. Dukungan teknologi, pelatihan, dan kesempatan ekonomi menjadi daya tarik utama bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Namun, tantangan tetap menghadang. Stigma bahwa pertanian adalah pekerjaan yang melelahkan, panas, dan kurang bergengsi masih melekat di masyarakat. Selain itu, akses modal yang terbatas, kurangnya lahan, dan keterbatasan teknologi modern menjadi hambatan yang signifikan. Dominasi petani generasi tua juga memperlambat transfer pengetahuan dan regenerasi SDM petani muda.
Survei menunjukkan bahwa generasi muda cenderung mencari bidang yang menawarkan peluang wirausaha, pengembangan diri, dan prospek penghasilan yang jelas. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah program peningkatan SDM petani muda akan berhasil jika minat anak muda lebih condong ke bidang bisnis dan digital?
Jawabannya adalah sangat mungkin, asalkan program dirancang sesuai dengan aspirasi mereka. Program pertanian berbasis agripreneurship, pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran hasil tani, e-commerce, smart farming, dan inovasi agribisnis dapat menarik minat anak muda yang memiliki jiwa kewirausahaan.
Program peningkatan SDM petani muda perlu menekankan kombinasi keterampilan teknis pertanian, kewirausahaan, literasi digital, dan pengembangan diri. Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan jumlah petani muda yang kompeten, tetapi juga menciptakan generasi petani inovatif yang mampu melihat peluang pasar, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, dan membangun usaha agribisnis yang berkelanjutan.
Kesadaran masyarakat, pemerintah, dan generasi muda menjadi kunci utama. Masa depan pertanian Indonesia tidak hanya bergantung pada luas lahan atau teknologi, tetapi juga pada sejauh mana generasi muda dilibatkan, diberdayakan, dan dimotivasi untuk menjadi agen perubahan.
Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mendorong anak muda memahami pentingnya pendidikan, pelatihan, dan inovasi dalam pertanian. Dari tangan mereka, ketahanan pangan dan kemajuan sektor pertanian Indonesia dapat dijamin untuk masa depan.(Red)
0 Komentar