Bojonegoro, – ChiberNews.Com.Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) secara resmi mengukuhkan Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Bojonegoro periode 2025–2028. Acara pengukuhan ini diselenggarakan bersamaan dengan pembukaan pelatihan ekonomi kreatif yang bertempat di ruang Angling Dharma, Gedung Pemkab Bojonegoro, pada Senin (13/10/2025).
Pengukuhan ini menandai langkah strategis pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan dan inklusif, selaras dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, hadir langsung untuk mengukuhkan jajaran KEK. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa KEK memiliki peran krusial dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan memperkuat ekonomi daerah secara berkelanjutan. Keberadaan KEK diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk berinovasi, berkolaborasi, dan bersaing di pasar global.
"Ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung perekonomian Bojonegoro. Dengan adanya KEK, kami berharap dapat mendorong pertumbuhan sektor ini secara terarah dan berkelanjutan, serta memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat," ujar Bupati Setyo Wahono.
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa KEK tidak hanya bertugas sebagai komite pengarah, tetapi juga sebagai ex officio Bojonegoro Creative Hub (BCH). BCH berfungsi sebagai pusat kolaborasi, inkubasi, dan akselerasi bagi para pelaku ekonomi kreatif di Bojonegoro. Di tempat ini, para pelaku ekonomi kreatif dapat memperoleh pelatihan, pendampingan, akses permodalan, serta jaringan yang luas untuk mengembangkan usaha mereka.
Mochammad Alfianto, yang ditunjuk sebagai Ketua KEK periode 2025-2028, menyatakan komitmennya untuk menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab. "Kami menyadari bahwa tugas ini tidaklah mudah, namun dengan dukungan dari semua pihak, kami yakin dapat mewujudkan visi dan misi KEK, yaitu menjadikan Bojonegoro sebagai pusat ekonomi kreatif yang berdaya saing tinggi dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat," tuturnya.
Dafit Kris Biantoro, selaku Wakil Ketua KEK, menambahkan bahwa pihaknya akan fokus pada pengembangan subsektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi unggulan di Bojonegoro, seperti seni pertunjukan, kerajinan, kuliner, fesyen, dan desain. Selain itu, KEK juga akan berupaya untuk meningkatkan literasi digital dan akses teknologi bagi para pelaku ekonomi kreatif, sehingga mereka dapat memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi produksi.
Acara pengukuhan KEK ini juga dirangkaikan dengan pelatihan ekonomi kreatif yang diikuti oleh perwakilan dari berbagai komunitas kreatif, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bojonegoro. Pelatihan ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, dengan materi yang relevan dengan kebutuhan para pelaku ekonomi kreatif.
Tantangan dan Harapan:
Meskipun memiliki potensi yang besar, pengembangan ekonomi kreatif di Bojonegoro juga menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan akses permodalan, kurangnya infrastruktur pendukung, serta masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ekonomi kreatif.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah menyiapkan sejumlah program dan kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Selain pembentukan KEK dan BCH, pemerintah daerah juga memberikan bantuan permodalan, pelatihan, pendampingan, serta promosi bagi para pelaku ekonomi kreatif.
Dengan adanya dukungan yang komprehensif dari pemerintah daerah, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan ekonomi kreatif di Bojonegoro dapat tumbuh dan berkembang secara pesat, serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
(Tim/Red)
0 Komentar